EKA NURBULAN

Guru di SDN 10 Panai Hulu, Labuhanbatu, Sumatera Utara. Hobi menulis, membaca, dan menggambar. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Percaya atau Tidak, Terserah Anda
Senja

Percaya atau Tidak, Terserah Anda

#Tantangan hari ke-6

Aku hendak beranjak dari duduk ketika seseorang menarikku. Aku berontak melepaskan diri, tapi tenaganya lebih kuat. Dengan cepat ia menyeretku ke arah sebuah kereta kuda. Aku tersentak, darimana kereta itu datang, aku bahkan tak melihatnya tadi. Terakhir yang kuingat, aku pulang sekolah membuka sepatu dan kaos kaki. Lalu emak menghampiri.

“Jangan duduk di luar, mau magrib,” kata Emak melihatku duduk di teras rumah.

“Sebentar Mak, ngadem dulu cape,” sahutku sambil bersandar di dinding rumah. Emak kembali masuk ke dalam rumah, dibiarkannya pintu terbuka. Aku masih santai duduk di ubin dingin sepulang sekolah, terasa nyaman. Angin senja mengusap wajahku perlahan-lahan. Langit mulai temaram.

Tangan kekar itu tak melepasku, ia mendudukan aku di kursi kereta kuda, menyuruhku bergeser, dan iapun duduk di sampingku. Membetulkan tali kekang dan siap mengendalikan kereta kuda berwarna keemasan.

Kereta kuda dengan hiasan mewah dan cantik. Kerlap kerlip hiasan kereta membuatku terpesona, indah. Kurasa bertabur berlian kereta ini. Aku duduk di samping kusir bak seorang putri kerajaan. Tapi entah mengapa tubuhku tak bisa bergerak, hanya kepalaku yang bisa menoleh ke kanan ke kiri, serta tanganku yang memegang sisi kereta kencana tersebut. Aku meliriknya, seorang kusir berwajah tampan tanpa senyum. Ia menyodorkan sebotol minuman, aku menggeleng.

Aku melihat emak lewat di depan kereta, kupanggil dengan sekuat tenaga.

“Mak, Emak!” teriakku. Ia hanya melewatiku tanpa menoleh, seolah tak mendengar panggilanku.

“Teh, Teh Atat!” teriakku pada kakakku, lewat membawa jemuran. Iapun hanya berjalan melewati kereta, tidak menoleh.

Kereta kuda mulai bergerak meninggalkan halaman rumahku, menjauh. Airmataku mengalir.

“Siapa yang dapat menolongku Ya Allah, tolong aku, tolong hamba-Mu ini,” bathinku.

Setelah perjalananpanjang. Aku melihat sebuah gerbang tinggi dan besar. Besinya berwarna keemasan, bahkan aku yakin memang terbuat dari emas. Beberapa penjaga berdiri tegak menjaga gerbang. Aku duduk tegang di kursi kereta.

“Mau dibawa kemana aku, dimana aku,” tanyaku pada kusir kereta. Ia hanya diam seribu bahasa.

Pintu dibuka perlahan, jalan panjang kulihat disana menuju sebuah istana megah. Beberapa perempuan berpakaian indah terlihat membawa keranjang. Mereka melambai dan tersenyum manis ke arahku.

Perlahan kereta memasuki gerbang. Aku tersentak, teringat sesuatu.

“Allahu akbar!” teriakku sekeras-kerasnya, “Allahu Akbar!” Aku membaca ayat kursi dengan terbata-bata. Ketika telingaku menangkap sebuah suara.

“Ka, sudah sadar?” suara Emak di telingaku.

Aku membuka mata perlahan, kulihat beberapa orang mengelilingiku. Kakakku, bapak, emak dan Pak Ustad.

“Alhamdulillah,” Pak Ustad memegang keningku.

“Dimana ini?” tanyaku perlahan.

“Dikamar,” sahut Teh Atat.

“Istirahat dulu, besok ceritanya,” kata Emak dalam derai airmatanya. Aku mengangguk. Pak Ustad memberiku minum air putih.

Keesokan harinya aku tidak masuk sekolah, rasanya seluruh tubuhku lemas. Kata emak, emak melihat mataku putih semua, tidak ada hitamnya. Seperti berputar. Air mata mengalir dari mataku, tanpa suara. Aku di pindahkan ke kamar, tetapi belum juga sadar. Emak panik dan memanggil Pak Ustad. Kata Pak Ustad, aku akan di bawa ke kerajaan jin, untunglah cepat ketahuan.

Percaya atau tidak, terserah anda. Namun kejadian itu telah kualami ketika masih SMP. Sejak kejadian itu, aku selalu di rumah jika menjelang magrib. Menutup semua pintu dan jendela. Mengisi waktu dengan mengaji menunggu waktu magrib.

“TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya percaya

20 Jan
Balas

Terima kasih..

21 Jan

Percaya, Buk. Tapi seremmmm juga yah. aku yg baca ikut merinding.

21 Jan
Balas

Iya bu hafni, 3 hari lemesnya saya... Sekolah siang jd pulangnya mau magrib

21 Jan

Saya juga percaya

21 Jan
Balas

Trims bu. Ini kisah sy waktu kecil..

21 Jan



search

New Post